Kamis, 21 April 2011

Pertanyaan Untuk para Ikhwan atas Nama Cinta

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (Q.S. An-Nisa [4] : 3)

Pernikahan merupakan sebuah Kewajiban bagi Manusia untuk melanjutkan proses keturunan. Pernikahan merupakan sebuah proses ikatan dua hati untuk bersama menghalalkan sesuatu yang pada awalnya haram. Pernikahan merupakan sebuah janji sehidup semati dan saling mengisi untuk kehidupan kelak di akhirat.

Akan tetapi, mengapakah masih ada juga para akhwat yang sudah berumur namun belum menikah, dan tidak kalah banyak para ikhwan yang sudah berumum yang belum menikah. Apakah karena belum ada jodohnya..??? Menurut ane pendapat tersebut kurang tepat, karena jodoh seseorang telah ditentukan sebelum manusia itu lahir ke muka bumi. Namun kita lah yang belum memiliki keberanian untuk menemukan jodoh kita tersebut.

Para ikhwan, ada beberapa cara untuk menemukan jodoh kita, silahkan untuk dibaca, barangkali ada yang berkenan...

1. Ketika antum berjalan-jalan, dan bertemu dengan seorang akhwat yang menurut antum cocok untuk anda, maka menepi dan sapalah akhwat tersebut, "Assalaamu'alaykum Ukhti, apakah anti jodoh saya..???"
2. Jadikan ajang silaturrahim untuk menemukan jodoh antum, temui saudara, sahabat dan kerabat anda, kemudian tanyakan kepadanya, "Apakah ada jodoh yang cocok untukku di sini..???"
3. Sering-seringlah berkunjung ke Majelis-majelis Ilmu untuk menguatkan keimananmu, dan di akhir acara, beranikan diri antum untuk berbicara dimuka, "Apakah diantara akhwat ini ada yang disiapkan untuk menjadi jodohku..???"
4. Temuilah tetangga-tetangga antum di sekitar rumah anda, kemudian tanyakan, "Apakah boleh jika saya menikahi putri Bapak..???"

Dan masih banyak lagi cara untuk menjemput jodoh antum, semakin antum berani, semakin cepat jodoh itu akan datang, karena sesungguhnya masih banyak akhwat di sana yang menantikan keberanian antum... Bukankah begitu wahai para ukhty..??? ^_^
Alhamdulillaahirobbil 'Alamiin.

Pertanyaan Untuk para Ukhty atas Nama Persaudaraan

Bismillaahirrohmaanirrohiim,


"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (Q.S. An-Nisa [4] : 3)

Poligami selalu menjadi wacana hangat di kalangan semua orang, baik dari kaum Muslim ataupun Non Muslim. Poligami selalu dijadikan sebuah alasan untuk pelampiasan Hawa Nafsu, sehingga Poligami dipandang negatif oleh sebagian kalangan. Namun Poligami adalah sebuah solusi manusiawi yang telah ALLOH berikan untuk Manusia.

Ingatkah sejarah Siti Sarah Istri dari Bapak Para Nabi, Ibrahim 'Alaihissalam ketika mencarikan Istri untuk Suaminya yang akhirnya memilih Siti Hajar?

Ada beberapa ungkapan Akhwat kepada sahabatnya sesama akhwat mengenai langkah awal Poligami yang perlu kita simak...

Akhwat A: "Ukhty, ane mohon maaf kepada anti.. Ane mohon Izin.. Bolehkah ane menikahi suami ukhty..???"

Akhwat B: "Ukhty, ane mau menawarkan sesuatu untuk ukhty.. Sesuatu milik ane yang paling berharga.. Sesuatu yang benar-benar sulit ane lepaskan.. Tapi.. untuk persaudaraan.. Maukah ukhty menikah dengan Suami ane..???"

Dan mungkin masih banyak ungkapan lainnya dengan berbagai macam bahasa dan karakter.

Sekarang tanyakan kepada diri anti semua, yang manakah diri ukhty sebenarnya??? Apakah Akhwat A ataukah Akhwat B..??? Jika bukan keduanya, lantas.. Siapakah ukhty sebenarnya..??? ^_^

Alhamdulillaahirobbil 'Alamiin.

Rabu, 20 April 2011

KUBURAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Sendiri.. terbujur kaku dalam kegelapan. Dingin yang mencekam, hujan yang mengguyur. Raga yang sudah tidak kuasa berbuat apapun, menahan rasa dingin hanya dengan lilitan kain kafan. Dalam kegelapan, dalam kesendirian, tubuh yang kaku didatangi berbagai macam binatang bawah tanah yang sedang berbahagia dan bersiap untuk berpesta.

Mereka mendekati tubuh ini untuk mencoba mengendus. Satu.. Dua.. Tiga.. dan semakin banyak binatang itu mendekati tubuh ini untuk mengendus dan kemudian sedikit demi sedikit kulit yang menempel pada tubuh ini mulai dikulum, digigit dan dimakannya. Bagaikan daun yang hijau rapi dikerubungi ulat dan dimakannya, begitupun tubuh ini, digigit dan dimakan sedikit demi sedikit.

Dalam kegelapan, dalam kesunyian, dalam kepengapan, dalam ruang yang sempit, tubuh ini tidak berdaya ketika semua binatang itu memakan daging ini yang menjadi makanan kesukaannya.

Apa yang kita rasakan seandainya ketika kejadian itu, ALLOH berikan kesadaran pada kita untuk dapat merasakannya? Merasakan sempitnya ruang yang diberikan, merasakan pengapnya dalam timbunan tanah dan dalam kegelapan, merasakan gelinya ketika para binatang itu mendekati kita, merasakan perihnya ketika tubuh ini mulai digigit, merasakan sakitnya di saat binatang itu mencabut kulit, daging dan semua yang tadinya menempel pada raga ini.

Ketika binatang itu memakan daging tangan kita dengan asyik, teringatkah kita apa yang sudah kita perbuat dengan tangan ini? Manakah yang lebih banyak antara memberi untuk orang lain dan mengambil hak orang lain? Manakah yang lebih banyak antara membelai penuh sayang kepada orang lain dan menyiksa tanpa ampun kepada orang lain? Manakah yang lebih banyak antara memegang sesuatu yang halal dan sesuatu yang haram?

Ketika binatang itu mendekati dan memakan daging serta mata kita, teringatkah kita apa yang sudah kita perbuat dengan mata ini? Ke mana kah arah mata kita tujukan selama ini? ke Arah Tafakur Alam untuk mempelajari Kekuasaan ALLOH ataukah tafakur Aurat untuk memuaskan hawa nafsu?

Ketika binatang-binatang itu memakan bagian tubuh yang lain, apakah kita dapat mengingat dan meminta kepada ALLOH untuk dikembalikan ke Dunia ini walau hanya sesaat? Kelak manusia akan merengek dan meminta untuk dikembalikan ke dunia ini walau hanya sesaat. Namun, ketika Ajal itu sudah menjelang, tidak ada sedikitpun waktu yang bisa ditangguhkan.

Untuk itu, di saat ajal yang belum terlihat, di akhir kita menjelang tutup usia, di sisa-sisa usia kita, gunakanlah tangan ini untuk lebih bisa memberi daripada mengambil hak orang lain. Tangan ini lebih banyak membelai penuh rasa sayang daripada menyiksa tanpa belas kasihan. Mata ini lebih digunakan untuk Tafakur Alam mempelajari kekuasaan ALLOH daripada Tafakur Aurat untuk nafsu semata. Gunakan semua organ tubuh ini untuk lebih dekat dan mengenal ALLOH.

"Tiap-tiap umat mempunyai ajal; maka apabila telah datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya".(Q.S. Al-A'raaf [07]:34)

Alhamdulillaahirobbil 'Aalamiin..

Dzikrul Maut

Bismillaahirrohmaanirrohiim,
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.." (Q.S. Ali-Imron [3]: 185)

Apakah yang kita miliki saat ini sehingga merasa diri sebagai manusia paling kaya dan berharta? Siapakah manusia yang selalu menemani kita sehingga kita merasa diri sebagai manusia paling disukai? Apa sajakah yang kita bisa melakukannya sehingga kita merasa sebagai manusia sempurna? Dan, kemanakah kita biasa pergi sehingga kita merasa sebagai manusia paling berkuasa?

Manusia hidup di muka bumi ini tidaklah akan kekal abadi, tidak akan hidup selamanya. Harta dan kekayaan akan kita tinggalkan atau akan meninggalkan kita. Orang yang terdekat dengan kita, akan meninggalkan atau kita tinggalkan. Kemampuan kita dengan sendirinya akan berkurang, dan hilang dari raga kita. Dan akhirnya, saat ajal siap menjemput, tidak ada satu tempatpun yang dapat kita singgahi untuk berlindung, walau hany beberapa saat.

MATI.. Itulah yang akan kita jelang. Lambat laun namun pasti, Kematian akan datang menjelang. Izro'il yang ALLOH ciptakan untuk mendekati kita di saat waktu usia kita habis. Tanpa kenal kompromi, tanpa kenal siapapun yang didatanginya, dengan cepat dan tepat serta pasti, NYAWA keluar dari raga ini meninggalkan apapun yang melekat pada jasad kita. Apapun jalan yang ditempuh untuk menuju kematian tersebut, tetaplah hal tersebut proses alamiah dari lepasnya Nyawa dari raga ini.

Anak, Istri, Harta Kekayaan, Sanak saudara, dan handai Taulan akan kita tinggalkan untuk menemui suatu kepastian dalam QudrotNYA. Lepasnya nyawa dari raga ini hanyalah sebuah proses menuju keabadian. Kematian hanyalah gerbang menuju kehidupan selanjutnya, Kehidupan BARZAKH (KUBUR). Kematian hanyalah sebuah langkah penantian untuk kebangkitan hari pembalasan.

 Anak dan istri serta keluarga yang ditinggal hanya bisa meratapi dan menangis, tanpa bisa melakukan apapun untuk kita. Hanyalah tangisan dan ratapan yang dapat kita dengar tanpa dapat kita lerai dan hentikan tangisan itu. Karena tangan ini tidak dapat menghapus air mata yang menangis, mulut ini tidak kuasa menenangkan suara tangisan yang menangis. Dan mata ini tidak kuasa untuk menatap lirih tangisan yang keluar dari semua yang menangis. Raga ini hanya terbujur kaku tanpa sedikitpun gerakan. Raga ini yang dahulu kala kuat dan perkasa, kini hanya terbujur kaku tanpa kuasa apapun.

Raga ini tidak kuasa berbuat apapun ketika banyak orang yang memandikan. Raga ini tidak kuasa apapun saat kita dibajukan dengan kain kafan. Raga ini tidak kuasa ketika banyak orang mengangkat dalam keranda mayat untuk di bawa ke tempat peristirahatan selanjutnya, yakni KUBURAN...

Raga ini pun tak kuasa ketika semua orang membuang kita ke dalam sebuah lubang berukuran sekitar 2x1 meter. Dan raga ini tak kuasa ketika semua orang menutupnya dengan gundukan tanah hingga terbenam dan terus dipadatkan. Serta, raga ini tidak kuasa ketika semua orang meninggalkannya sendiri dalam kegelapan. Hanyalah gundukan dan batu nisan yang menandakan bahwa kita pernah hidup di alam dunia yang fana ini.


Lantas setelah kita mengetahuinya, apa yang dapat kita perbuat untuk menjalani proses alamiah kehidupan ini? Persiapkanlah bekal harta kekayaan kita dengan perbanyak sedekah dan amal jariyah. Bekali keluarga kita dengan Ilmu Islam sebagai ladang pahala dan kebaikan di sisi ALLOH. Perbanyaklah amal sholeh untuk bekal kebaikan kita di kehidupan selanjutnya. Biasakanlah mengunjungi majelis-majelis Ilmu untuk meraup kebahagiaan dari Ilmu dan kunjungilah sanak keluarga dan handai taulan dalam niat Silaturrohim. Sehingga harta kekayaan kita, orang terdekat kita, kemampuan yang kita miliki, dan tempat-tempat yang kita kunjungi akan memberikan kebahagiaan untuk kita ketika kita hanya sendiri dalam kegelapan dipendam Bumi.

Alhamdulillah.